Jumat, 07 Januari 2011

Realita Anak Jalanan

Anak jalanan adalah sebuah istilah umum yang mengacu pada anak-anak yang mempunyai kegiatan di jalanan baik untuk mencari uang dengan mengamen, menjual air mineral, ataupun hanya sekedar meminta-minta, namun sebagian besar dari mereka masih memiliki hubungan dengan keluarganya.
Anak jalanan dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Anak-anak yang tinggal bersama orangtuanya dan senantiasa pulang ke rumah setiap hari.
2. anak-anak yang melakukan kegiatan ekonomi dan tinggal di jalanan namun masih mempertahankan hubungan dengan keluarga dengan cara pulang baik berkala ataupun dengan jadwal yang tidak rutin.
Kategori dari anak jalanan yang pertama adalah anak-anak yang menghabiskan seluruh atau sebagian besar waktunya di jalanan dan memiliki hubungan dengan orangtua atau keluarganya. Kategori dari anak jalanan yang kedua dapat diartikan anak-anak yang menghabiskan seluruh waktunya di jalanan yang berasal dari keluarga yang hidup atau tinggalnya juga di jalanan.
Mungkin bila kita melihat orang jalanan atau pengamen yang selalu yang ada di benak kita adalah anak yang kotor, kumuh, malas, dan nakal. Memang semua itu benar, tapi ada suatu hal yang lebih berharga mungkin lebih baik dari pada kita di balik semua itu. Anak jalanan atau pengamen mempunyai suatu kelebihan yang tidak kita miliki dan patut diberikan acungan jempol. Apa sih kelebihannya? Tiap hari mereka mampu melawan kekejaman kehidupan di jalanan hanya untuk satu tujuan yaitu mencari uang untuk hidup satu hari, untuk makan, untuk memenuhi kehidupannya tanpa memikirkan cara yang sulit atau apa tidak asalkan halal. Walaupun yang didapat sedikit namun mereka tetap bersyukur dan tak mengenal kata “putus asa” untuk kembali berjuang pada hari-hari selanjutnya. Namun bagaimana dengan kita? Kita tidak tiap hari merasakan kekejaman dunia, hanya pada waktu tertentu saja namun lebih parahnya kita selalu gampang berputus asa bila mengalami kegagalan dan yang lebih parahnya lagi kita tidak pernah mensyukuri apa yang kita punyai saat ini. Lebih hebat manakah Kita atau anak jalanan?

Kegiatan sosial membantu korban bencana alam di Gunung Merapi, Jogja.


            Becana alam adalah suatu keadaan alam yang bersifat negatif, membuat makhluk yang hidup disekitarnya seperti manusia, hewan, tumbuhan mengalami kesusahan mencari bahan pangan untuk melanjutkan hidup. Bencana alam paling berat dirasakan oleh manusia, contohnya korban dari letusan Gunung Merapi, Jogja. Mereka yang sebagian pekerjaannya adalah sebagai petani salak mengalami kerugian yang sangat besar, selain kerugian harta mereka juga mengalami kerugian secara batin seperti, kehilangan dari salah seorang keluarga, kerabat, teman.
            Manusia sebagai makhluk sosial, harus dapat membantu saudara-saudaranya dalam menghadapi kesulitan. Membantu dengan cara mengadakan kegiatan sosial dalam mengumpulkan dana, bahan pangan, sandang, papan dan terutama yang dibutuhkan oleh para korban adalah dukungan moral agar mereka dapat bangkit dari keadaan mereka. Banyak dari para korban ini mengalami depresi sehingga harus ditangani lebih lanjut.
            Di Jogja yang dikatakan Kota Pendidikan selalu tenang, tak ada keributan tapi beberapa bulan lalu dilanda dengan bencana yang sangat dahsyat, sangat membuat pilu negeri ini. Belum begitu pulih akan gempa dahsyat beberapa tahun lalu Jogja harus mengalami hal pahit dengan kenaikan aktivitas dari Gunung Merapi yang sempat bererupsi dan membuat beberapa wilayah Jogja menjadi luluh lantak. Warga Jogja berhamburan kesana kemari, jarak aman ditingkatkan awalnya 10KM menjadi 15KM akibat erupsi gunung merapi.
            Warga jogja, mengungsi ke berbagai tempat ada yang di stadion UNY (Universitas Negeri Jogja) dengan jumlah pengungsi yang paling banyak. Seluruh warga mengalami kekurangan bahan pangan, banyak dari merekan mengeluhkan sanitasi air, tempat istirahat bagi balita,  dan juga pakaian yang harus diganti. Seluruh warga jogja ini sangat membutuhkan bantuan dan jalinan tangan serta kasih dari kita yang mampu.
            Seluruh warga Indonesia hampir seluruhnya berkontribusi untuk membantu warga jogja yang terkena bencana merapi baik berupa uang, pakaian, bahan makanan, ataupun moril. Banyak stasiun televisi, organisasi, sekolah, warga masyarakat mengumpulkan bantuan melalui iklan di televisi, dari rumah ke rumah, hingga di jalan-jalan. Walaupun setiap penyumbang pemberiannya tidak selelu besar tetapi yang diharapkan adalah kontribusi serta keikhlasan dalam menolong. Dengan semua kontribusi ini diharapkan warga jogja dapat terbantu seluruh bebannya. Serta kita yang menolong dapat mengerti arti dari tolong menolong antar makhluk ciptaan Tuhan.